Jangan Biarkan Kesalahan di Sydney Terulang di Jakarta

Jangan Biarkan Kesalahan di Sydney Terulang di Jakarta

Jangan Biarkan Kesalahan di Sydney Terulang di Jakarta

Ketika kita membicarakan pengembangan kota, perubahan positif yang berkelanjutan menjadi kunci utama untuk menciptakan lingkungan yang layak huni, aman, dan efisien. Namun, apa yang terjadi ketika sebuah kota terjebak dalam kesalahan yang sama, berulang kali? Contoh dari Sydney, Australia, dapat menjadi pelajaran berharga bagi Jakarta, Indonesia, yang terus menghadapi tantangan serupa dalam berbagai aspek pembangunan.

Pelajaran dari Sydney

Sydney, sebagai salah satu kota terpenting di Australia, pernah mengalami berbagai masalah dalam hal infrastruktur, perencanaan kota, dan pengelolaan sumber daya alam. Banyak dari masalah ini muncul akibat kesalahan dalam perencanaan yang tidak mempertimbangkan pertumbuhan populasi yang cepat, perubahan iklim, dan kebutuhan akan ruang hijau. Akibatnya, Sydney menghadapi beragam isu, mulai dari kemacetan lalu lintas yang parah hingga kekurangan area publik yang dapat diakses oleh warga.

Salah satu contoh nyata adalah ketidakmampuan untuk mengantisipasi kebutuhan akan transportasi umum yang efisien. Di saat yang sama, pembangunan jalan tol dan jalan raya terus meningkat, namun tidak diimbangi dengan pengembangan sistem transportasi massal yang baik. Ketergantungan pada kendaraan pribadi menyebabkan pola hidup yang tidak berkelanjutan.

Jakarta: Risiko yang Serupa

Jakarta, dengan populasi yang terus berkembang dan urbanisasi yang cepat, menghadapi tantangan serupa. Dengan lebih dari 10 juta penduduk, dan diperkirakan mencapai 20 juta ketika menghitung kawasan metropolitan, Jakarta berjuang melawan kemacetan lalu lintas yang parah, polusi udara yang mengkhawatirkan, dan kurangnya ruang terbuka hijau.

Sama seperti di Sydney, perencanaan kota di Jakarta seringkali terdampak oleh pertumbuhan yang tidak terencana. Pembangunan infrastruktur yang tidak seimbang antara kawasan pemukiman dan infrastruktur publik telah menyebabkan masalah transportasi yang sangat serius. Banyak jalan yang sempit dan tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang terus bertambah. Keberadaan angkutan umum seperti TransJakarta, meskipun sudah ada, belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Perlu Ada Perubahan Paradigma

Untuk mencegah kesalahan yang sama terulang, Jakarta perlu melakukan perubahan paradigma dalam perencanaan dan pengembangan kota. Ini mencakup beberapa langkah penting:

  1. Perencanaan Berbasis Data: Data yang akurat dan analisis yang mendalam tentang pertumbuhan populasi dan kebutuhan infrastruktur harus menjadi dasar dari setiap rencana pembangunan. Ini termasuk pemanfaatan teknologi dan sistem informasi geografis untuk merencanakan infrastruktur yang lebih baik.

  2. Transportasi Umum yang Efisien: Jakarta perlu memprioritaskan pengembangan sistem transportasi umum yang terintegrasi, ramah lingkungan, dan dapat diandalkan. Investasi dalam kereta cepat, bus jalur khusus, dan sistem angkutan umum yang saling terhubung dapat mengurangi kemacetan dan polusi.

  3. Ruang Terbuka Hijau dan Berkelanjutan: Penambahan ruang terbuka hijau yang terencana dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penduduk. Ruang publik yang ramah lingkungan tidak hanya menambah estetika kota, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan mental dan fisik warga.

  4. Keterlibatan Masyarakat: Masyarakat harus dilibatkan dalam setiap langkah proses perencanaan. Mendengarkan suara dan kebutuhan warga dapat menghasilkan solusi yang lebih baik dan mendapatkan dukungan dari masyarakat itu sendiri.

Kesimpulan

Pelajaran dari Sydney adalah pengingat bahwa kesalahan dalam perencanaan kota dapat memiliki konsekuensi yang luas dan berkepanjangan. Jakarta harus belajar dari pengalaman tersebut dan mengambil langkah nyata untuk mencegah kesalahan yang sama terulang. Dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Jakarta dapat berkembang menjadi kota yang lebih baik, lebih berkelanjutan, dan layak huni bagi generasi mendatang. Jangan biarkan kesalahan di Sydney terulang di Jakarta; saatnya untuk bertindak dan menciptakan perubahan yang positif.